Wilayah7.com. Memahami diri sebagai orang muda Katolik sebagai bagian dari lingkungan hidup sekitarnya adalah kesadaran baru kolektif yang harus ditumbuhkan sejak usia dini. Orang muda Katolik diharapkan mampu melaksanakan upaya pelestarian alam sekitarnya. Ini adalah salah satu tema yang diangkat dari Katekese Umat selama Masa Adven 2023 yang diterbitkan oleh Komisi Kateketik Keusukupan Agung Kupang Provinsi NTT. Adapun tema yang diangkat yakni “Berjalan Bersama Dengan Semangat Injil Dalam Bingkai Pergumulan Manusia”. Adapun latar belakang tema ini bahwa lingkungan hidup dan semua permasalahan yang terjadi saat ini diyakini akibat ulah dan tindakan manusia. Manusia mempunyai kedudukan istimewa dalam lingkungan semesta, manusia adalah pengguna sekaligus sebagai penjaga. Kesadaran ini harus dibangun sejak dini sebagai bentuk tanggungjawab kolektif masa depan.
Permasalah lingkungan hidup yang terjadi dewasa ini mendapat perhatian sangat luas karena dampaknya telah dirasakan semakin dashyat dan dapat mengancam keberadaan manusia. Para pemimpin dunia sepakat untuk membangun kesadaran bersama agar setiap aktifitas ekonomi, energy, transportasi, social dan budaya harus selaras dengan daya dukung dan daya tampung alam semesta kita. Perhatian terhadap lingkungan hidup ini menjadi penting dan perlu untuk dilaksanakan sebagai tanggungjawab kita kepada alam yang telah menghidupkan manusia.
Perubahan lahan, konversi hutan untuk aktifitas pemukiman, pertanian, peternakan, perkebunan; semua bertujuan untuk kesejahteraan umat manusia. Gaya hidup dan budaya hidup yang konsumtif, banyak yang diproduksi dari alam namun juga berdampak pada produksi sampah yang terus meningkat. Polusi udara, air, dan tanah telah meracuni generasi sekarang dan generasi mendatang. Sumber-sumber air menjadi hilang dan berdampak pada langkahnya persediaan air bersih bagi umat manusia. Kesadaran kolektif menjadi pilihan untuk memotivasi manusia tentang pentingnya hidup selaras dengan alam dan harus terus digaungkan sampai saat ini, supaya dapat dipraktekkan sebagai sebuah kebiasaan baik.
Pandangan Gereja Katolik
Gereja sebagai bagian dari kehidupan dunia telah banyak pula menyerukan tentang perhatian penuh terhadap lingkungan semesta, baik melalui Ajaran Sosial Gereja yang berbicara secara khusus tentang lingkungan maupun dokumen-dokumen yang sedikit menyinggung tentang alam semesta. Ensiklik Laudato Si sebagai seruan Gereja yang terbaru tentang lingkungan hidup, masih terus di gaungkan, untuk disadari oleh semua orang. Alam adalah saudara-saudari kita, yang perlu untuk kita lestarikan. Kita berjalan bersama dalam kehidupan di lingkungan dunia. Tema-tema Aksi Puasa Pembangunan (APP) kita pun banyak berbicara tentang lingkungan hidup yang perlu untuk kita lakukan tata Kelola yang baik demi kelangsungan kita bersama.
Allah telah menciptakan alam beserta isinya untuk kelangsungan semua makhluk yang telah Allah ciptakan. Langit, bumi, manusia, semua makhluk dan benda di alam semesta adalah satu kesatuan yang saling membutuhkan dan saling bergantung satu dengan yang lain, sehingga di antara ciptaan tersebut hendaknya tak boleh kekurangan satu pun (Kejadian 1:1-26). Untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya di alam semesta ini manusia sangat tergantung dari alam. Manusia diajak untuk semakin menyadari akan tugas dan panggilannya sebagai citra Allah untuk menguasai alam dengan merawat, memelihara, dan melestarikannya demi kehidupan bersama.
Injil Markus 4: 30-32 sebagai berikut:
Kata-Nya lagi: “Dengan apa hendak kita membandingkan Kerajaan Allah itu, atau dengan perumpamaan manakah hendaknya kita menggambarkannya? (4:30). Hal Kerajaan itu seumpama biji sesawi yang ditaburkan di tanah. Memang biji itu yang paling kecil dari pada segala jenis benih yang ada di bumi (4:31). Tetapi apabila ia ditaburkan, ia tumbuh dan menjadi lebih besar dari pada segala sayuran yang lain dan mengeluarkan cabang-cabang yang besar, sehingga burung-burung di udara dapat bersarang dalam naungannya.” (4:32)
Gambaran Teks: Yesus menggunakan perumpamaan tentang biji sesawi untuk menjelaskan Kerajaan Allah. Kerajaan Allah bertumbuh secara perlahan tetapi pasti, mulai dari awal yang kecil sampai besar dan menjadi tempat untuk burung-burung bersarang. Yang menarik di sini adalah penggunaan fenomena alam dari dunia pertanian untuk menjelaskan pertumbuhan Kerajaan Allah. Yesus dengan cakap memanfaatkan apa yang sangat konkrit dalam kehidupan orang banyak untuk memberikan pengajaran. Dari teks ini diperoleh gambaran singkat mengenai dunia pertanian orang Israel zaman Yesus. Petani menanam sayur sesawi, yang bibitnya sangat kecil. Sayur ini dapat bertumbuh menjadi besar dan bermanfaat tidak saja bagi manusia, tetapi juga burung-burung. Jenis sayur ini cocok di daerah Israel yang minim curah hujan. Sesawi dapat bertumbuh menjadi besar dalam iklim yang kering, dan bertahan lama.
Pesan Teks: Manusia dapat belajar dari alam untuk merefleksikan kehidupannya yang bermakna di hadapan Allah dan sesama manusia. Manusia dapat mengelola alam dengan bijaksana dan memperoleh manfaat untuk kehidupannya. Menjaga keseimbangan alam dapat menolong makhluk hidup lainnya untuk hidup saling menguntungkan.
Aktualisasi Teks: orang beriman kristiani hendaknya belajar memanfaatkan setiap jengkal tanah untuk menanam pohon yang berguna bagi kehidupan manusia maupun makhluk lainnya. Orang beriman kristiani hendaknya memelihara alam dengan bijaksana agar terjalin hubungan mutualisme yang membawa kebaikan bersama.
Penutup
Menjadi Katolik, Orang Muda Katolik harus memahami bahwa sejak dunia diciptakan manusia diberi kebebasan penuh untuk memanfaatkan semua ciptaan Tuhan. Kebebasan ini memberi hak istimewa dibandingkan dengan makluk hidup lain tetapi harus dibarengi dengan tanggungjawab penuh. (Dikutip dari Komisi Kateketik Keuskupan Agung Kupang, 2023)