Pembahasan

Part 2

PERPEKTIF KOLABORASI REMAJA KOTA KUPANG DALAM UPAYA PELESTARIAN TWAL TELUK KUPANG PROVINSI NTT

2. Menyediakan Anggaran untuk Menjalankan Forum

Pembiayaan yang memadai selalu menjadi masalah umum di berbagai forum. Pembiayaan dapat ditekan apabila forum ini memanfaatkan potensi sarana dan sumberdaya manusia (SDM) PNS dari instansi terkait. PNS fungsional membutuhkan angka kredit untuk kenaikan pangkat dimana membutuhkan sarana untuk mengaplikasikan tugas dan fungsi pokoknya. SDM PNS pada BKSDAE NTT dan Dinas Lingkungan Kehutanan menjadi narasumber dan tenaga mentor untuk menyiapkan remaja adalah solusi yang baik.

Apabila forum remaja yang akan dibentuk maka forum ini menyiapkan kiat-kiat remaja untuk menggali sumber pendanaan yang tidak mengikat yang bias saja berasal dari iuran anggota, dana pendidikan sekolah, dana dari Pemerintah Daerah maupun dari LSM dan swasta. Pengurus Forum Remaja Konservasi Kota Kupang akan melakukan audience dengan Walikota Kupang, Kepala Dinas Kebersihan Kota, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota, Gubernur, DPRD Provinsi NTT, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi NTT, dan Kepala Balai Besar SDAE Wilayah NTT. Dari audience ini kami akan menyampaikan amanat penting untuk melibatkan remaja Kota Kupang dalam melestarikan dan mengelolah isu-isu lingkungan hidup di Kota Kupang. Forum ini akan mengingatkan kepada semua pemangku kepentingan lain bahwa remaja harus dilibatkan dalam setiap kebijakan yang berkaitan dengan isu lingkungan hidup dalam setiapa program dan kegiatan Pemerintah di daerah ini. Hal ini disebabkan karena remaja adalah pewaris masa depan daerah ini sehingga remaja secara dini diberdayakan dan disipakan secara baik agar mampu menghadapi tantangan dan ancaman terkait perubahan iklim di masa yang akan datang. Remaja juga akan melakukan hal yang sama untuk berdialog dengan LSM, swasta yang berada di pesisir kawasan TWAL untuk ikut berkontribusi dalam menyiapkan masa depan remaja yang tangguh iklim dan memiliki kepemimpinan yang visioner dan konservatif.

Dengan rentetan audience tersebut diharapkan mengetuk hati para pemangku kepentingan lain untuk menyisihkan anggaran bagi aktualisasi pikiran dan aspirasi dari kaum muda dalam mengelola dan melestarikan TWAL Teluk Kupang.

3. Menyiapkan Pendamping dan Menyeleksi Ambassador Remaja yang Mewakili Setiap Komunitas Sekolah

Dalam setiap aktifitas forum remaja ini, remaja Kota Kupang diberi kesempatan secara sukarela menjadi anggota dan diharapkan ikut berkontribusi dalam semua aktifitas yang diselenggarakan forum ini. Remaja memang belum mampu memimpin dirinya sebagai mitra sejajar dengan pemangku kepentingan lainnya, namun menjadi kewajiban para pemangku kepentingan lain untuk memberdayakan remaja melalui forum ini. Bentuknya berupa pelatihan bagi pendamping remaja yang berbasis konservasi. Ada PNS di BKSDAE NTT dan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi NTT yang sangat beragam dan professional tentu menjadi peluang yang harus dimanfaatkan oleh forum ini. Pembiayaan bagi pendamping diharapkan disiapkan oleh intansi masing-masing sebagai bentuk kontribusi nyata. Tenaga pendamping sukarela, juga bisa berasal dari Perguruan Tinggi (universitas dan akademi), LSM lingkungan hidup, swasta dan pengajar SMA/SMK yang relevan.

Setelah semua pengurus dan pendamping/Pembina sudah terbentuk maka perlu adanya seleksi terbuka dan fair untuk mendapatkan duta-duta (ambassador) yang akan bekerja di akar rumput (grass root) yang diharapkan setiap sekolah harus memilikinya. Apabila setiap SMA/SMK dipilih minimal 1 ambasador, maka akan tercipta kurang lebih 48 ambasador konservasi TWAL Teluk Kupang. Dari jumlah ini akan mampu menyuarakan suara yang cukup signifikan dan gaungnya akan pasti didengarkan oleh pemangku kepentingan lain.

4. Mengembangkan Talenta Remaja

Anak-anak remaja harus dilatih dan disiapkan wawasan teknis terkait konservasi TWAL Teluk Kupang mencakup pengelolaan wisata alam laut, penanganan sampah di setiap bibir muara kali/sungai, pembuatan tulisan dan video (podcast dan content creators, youtubers, dll), komunikasi, jurnalistik, dan kepemimpinan dalam bidang konservasi. Remaja-remaja yang telah dilatih dan dibina diharapkan akan memulai karya jurnalistik mereka dalam melakukan advokasi terkait isu-isu lingkungan hidup Kota Kupang khususnya Konservasi TWAL Teluk Kupang. Remaja-remaja juga dilatih bagaimana berkomunikasi dengan pemangku kepentingan lain agar suaranya dapat didengar dan menjadi pertimbangan dalam setiap keputusan kebijakan pembangunan yang berdampak terhadap kelestarian TWAL Teluk Kupang. Tahapan ini tentu saja membutuhkan proses namun kemampuan remaja sudah terbukti dapat diandalkan juga dalam merumuskan pikiran dan aspirasi mereka.

5. Membangun kolaborasi bersama dengan Semua Pemangku Kepentingan

Forum yang telah menyiapkan remaja, kemudian mengadakan kampanye, presentasi hasil penelitian melalui seminar pada setiap kesempatan dan even yang berkaitan dengan lingkungan hidup. Remaja mulai melakukan dialog dengan berbagai pemangku kepentingan seperti Walikota Kupang, DPRD Kota Kupang, Gubernur, DPRD Provinsi NTT, LSM local dan internasional, Dinas-Dinas dan Badan-Badan Pemerintah termasuk pemangku TWAL Teluk Kupang yaitu Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Wilayah NTT (BKSDAE NTT).

Keterlibatan remaja terus ditingkatkan dalam pelayanan masyarakat, pengambilan keputusan local dan kegiatan lain dimana pemuda secara aktif menciptakan perubahan positif di komunitas mereka. Keterlibatan dini di usia remaja akan meningkatkan partisipasi dalam konteks lokal dan partisipasi ini menjadi dasar untuk keterlibatan dan pemberdayaan masyarakat seumur hidup. Di saat era sekarang ini dimana isu lingkungan menjadi sangat penting dalam setiap kegiatan pembangunan, melalui interaksi di dalam forum kolaboratif, remaja akan belajar tentang dasar pengetahuan, ketrampilan dan perilaku serta nilai-nilai yang menyertai mereka selama sepanjang hidup mereka.

Jadi, dari ke-5 tahapan yang kami ajukan ini diharapkan dapat mewujudkan upaya kolaborasi pengelolaan TWAL Teluk Kupang niscaya akan terlaksana dan berkelanjutan. Remaja yang terlibat diharapkan akan menjadi remaja yang memahami secara baik mengenai isu-isu lingkungan hidup.

D. KESIMPULAN DAN SARAN

Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari uraian diatas antara lain:

  1. Dampak perubahan iklim, kehilangan keanekaragaman hayati dan pencemaran lingkungan sudah nyata dan akan terus dirasakan generasi yang akan datang. Remaja saat ini akan menghadapi konsekuensi ini sepanjang hidup mereka apabila kebijakan yang diambil sekarang tidak mampu menyiapkan generasi muda yang tangguh terhadap iklim melalui transformasi gaya hidup;
  2. Tentu saja banyak anak muda terus menghadapi tantangan sosial struktural yang mendalam. Mereka sering kali tidak memiliki akses ke jaringan/kelompok, kurang memahami cara memandu proses dalam sistem pengambilan keputusan, dan kemudian gagal mengubah masa depan yang tepat untuk mewujudkan perubahan. Untuk itu dibutuhkan uluran tangan dari pemangku kepentingan (stake holders) lainnya dalam menciptakan ruang kolaboratif kolektif dalam pengelolaan TWAL Teluk Kupang;
  3. Pengembangan kapasitas, partisipasi politik, dan dukungan berbagai pemangku kepentingan lain adalah peta jalan terbaik dalam mewujudkan masa depan bersama dalam kerangka pembangunan berkelanjutan khususnya dalam pengelolaan TWAL Teluk Kupang. Hal ini dapat diwujudkan melalui 5 tahapan yang telah di uraikan diatas yaitu: (a) membentuk Forum Konservasi Remaja Kota Kupang; (b) menyediakan Anggaran untuk Menjalankan Forum; (c) menyiapkan Pendamping dan Menyeleksi Ambassador Remaja yang Mewakili Setiap Komunitas Sekolah; (d) mengembangkan Talenta Remaja; dan (e) membangun kolaborasi bersama dengan semua Pemangku Kepentingan.

Adapun saran kami bahwa:

  1. sangat penting untuk berinvestasi pada kaum muda, untuk menghargai kontribusi mereka yang tak ternilai dan untuk mendukung keterlibatan mereka yang berarti di semua bidang konservasi alam. Melalui strategi ini, kaum muda dapat memperkuat suara dan tindakan kaum muda yang akan menentukan banyak hal tentang alam yang mereka warisi dari generasi terdahulu. Dengan demikian mereka adalah aktor kunci, pemimpin dan mitra dalam konservasi alam dan kelestarian lingkungan;
  2. proses membuat aksi kolaborasi adalah peta jalan yang panjang tapi dapat diwujudkan apabila ada dukungan penuh dari berbagai pihak. Remaja adalah masa depan sehingga berbicara pembangunan berkelanjutan dan bermasa depan tidak mungkin mengabaikan aspirasi dan pemikiran remaja khususnya dalam pengelolaan dan pelestarian TWAL Teluk Kupang dan lingkungan hidup di Kota Kupang pada umumnya.

Kris Hale
Kris Hale

Bekerja sebagai ASN selama lebih dari 30 tahun. Berkecimpung dalam bidang Kehutanan, Perkebunan, Pertanaian dan Lingkungan Hidup.

Articles: 11

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *